Minggu, 18 Maret 2012

HYMNE GURU

terpujilah wahai engkau ibu bapak guru....
namamu akan selalu ada...............

tugas liburan UAS untuk kelas 7

1. tugas makalah diskusi kelompok dikumpulkan Selasa, 27 Maret 2012 (untuk semua kelompok)
2. setiap siswa wajib menyelesaikan membaca satu buah novel dan harus setor antara tanggal 27 Maret- 31 Maret 2012
     - bagi yang belum setor novel semester satu dahulukan yang semester satu
     - bagi yang sudah setor novel semester satu, selesaikan membaca novel yang untuk semester dua
     - setelah membaca isi for dengan mendownloadnya di sini: http://www.ziddu.com/download/18907679/FORMMEMBACANOVELKELASVII.docx.html

Selasa, 13 Maret 2012

istiqomah

ISTIQOMAH
عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
[رواه مسلم]
 .
Dari Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdullah radhiyallahu anhu, ia berkata : ” Aku telah berkata : ‘Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadamu’. Bersabdalah Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Katakanlah : Aku telah beriman kepada Allah, kemudian beristiqamalah kamu’ “.[Muslim no. 38]
Kalimat “katakanlah kepadaku tentang Islam, suatu perkataan yang aku tak akan dapat menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadamu”, maksudnya adalah ajarkanlah kepadaku satu kalimat yang pendek, padat berisi tentang pengertian Islam yang mudah saya mengerti, sehingga saya tidak lagi perlu penjelasan orang lain untuk menjadi dasar saya beramal. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab : “Katakanlah : ‘Aku telah beriman kepada Allah, kemudian beristiqamalah kamu’ “. Ini adalah kalimat pendek, padat berisi yang Allah berikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.Dalam dua kalimat ini telah terpenuhi pengertian iman dan Islam secara utuh. Beliau menyuruh orang tersebut untuk selalu memperbarui imannya dengan ucapan lisan dan mengingat di dalam hati, serta menyuruh dia secara teguh melaksanakan amal-amal shalih dan menjauhi semua dosa. Hal ini karena seseorang tidak dikatakan istiqamah jika ia menyimpang walaupun hanya sebentar. Hal ini sejalan dengan firman Allah : “Sesungguhnya mereka yang berkata : Allah adalah Tuhan kami kemudian mereka istiqamah……”.(QS. Fushshilat : 30)
yaitu iman kepada Allah semata-mata kemudian hatinya tetap teguh pada keyakinannya itu dan taat kepada Allah sampai mati.
‘Umar bin khaththab berkata : “Mereka (para sahabat) istiqamah demi Allah dalam menaati Allah dan tidak sedikit pun mereka itu berpaling, sekalipun seperti berpalingnya musang”. Maksudnya, mereka lurus dan teguh dalam melaksanakan sebagian besar ketaatannya kepada Allah, baik dalam keyakinan, ucapan, maupun perbuatan dan mereka terus-menerus berbuat begitu (sampai mati). Demikianlah pendapat sebagian besar para musafir. Inilah makna hadits tersebut, Insya Allah.
Begitu pula firman Allah : “Maka hendaklah kamu beristiqamah seperti yang diperintahkan kepadamu”.(QS. Hud : 112)
Menurut Ibnu ‘Abbas, tidak satu pun ayat Al Qur’an yang turun kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang dirasakan lebih berat dari ayat ini. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda :
“Aku menjadi beruban karena turunnya Surat Hud dan sejenisnya”.
Abul Qasim Al Qusyairi berkata : “Istiqamah adalah satu tingkatan yang menjadi penyempurna dan pelengkap semua urusan. Dengan istiqamah, segala kebaikan dengan semua aturannya dapat diwujudkan. Orang yang tidak istiqamah di dalam melakukan usahanya, pasti sia-sia dan gagal”. Ia berkata pula : “Ada yang berpendapat bahwa istiqamah itu hanyalah bisa dijalankan oleh orang-orang besar, karena istiqamah adalah menyimpang dari kebiasaan, menyalahi adat dan kebiasaan sehari-hari, teguh di hadapan Allah dengan kesungguhan dan kejujuran. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : ‘Istiqamahlah kamu sekalian, maka kamu akan selalu diperhitungkan orang’.
Al Washiti berkata : “Istiqamah adalah sifat yang dapat menyempurnakan kepribadian seseorang dan tidak adanya sifat ini rusaklah kepribadian seseorang”. Wallaahu a’lam.

TIDAK SENGAJA ATAU LUPA DIMAAFKAN


عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
[حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, sesungguhnya Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : ” Sesungguhnya Allah telah mema’afkan kesalahan-kesalahan umat-Ku yang tidak disengaja, karena lupa dan yang dipaksa melakukannya” (HR. Ibnu Majah, Baihaqi dll, hadits hasan)[Ibnu Majah no. 2405, Baihaqi (As-Sunan no. 7/356), dan yang lain]
Hadits ini disebutkan dalam tafsir ayat : “Jika kamu melahirkan apa yang ada dihati kamu atau kamu sembunyikan, maka Allah akan mengadili kamu dengan apa yang kamu lakukan itu” (QS. 2 : 284)Ayat ini menyebabkan para sahabat merasa tertekan. Oleh karena itu, Abu Bakar, ‘Umar, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, dan Mu’adz bin Jabal beberapa orang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan mereka berkata : “Kami dibebani amal yang tak sanggup kami memikulnya. Sesungguhnya seseorang di antara kami dalam hatinya ada bisikan yang tidak disenanginya, sekalipun bisikan itu menjanjikan dunia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu menjawab : “Boleh jadi kamu mengucapkan kalimat seperti yang diucapkan Bani Israil, yaitu kami mau mendengar tetapi kami akan menentangnya. Karena itu katakanlah : ‘Kami mau mendengar dan mau menaati”. Hal itu membuat mereka merasa tertekan dan mereka diam untuk sementara. Lalu Allah memberikan kelonggaran dan rahmat-Nya dengan berfirman : “Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuannya. Ia akan mendapatkan pahala atas usahanya dan mendapatkan siksa atas kesalahannya, (lalu ia berdo’a) : ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau tersalah”. (QS. 2 : 286)
Allah memberikan keringanan dan mansukh (terhapus)lah ayat yang pertama di atas. Imam Baihaqi berkata bahwa Imam Syafi’i berkata : “Allah berfirman : Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya merasa tentram dengan imannya (maka orang semacam ini tidak berdosa)”.Ada beberapa hukum bagi sikap kekafiran ketika Allah menyatakan bahwa kekufuran tidak terdapat pada orang yang dipaksa, maksudnya bahwa menyatakan kekufuran secara lisan karena dipaksa tidak dianggap kufur. Jika sesuatu yang lebih berat dianggap gugur, maka yang lebih ringan lebih patut untuk gugur. Kemudian disebutkan adanya riwayat dari Ibnu ‘Abbas dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah membebaskan umatku (dari dosa) karena keliru atau lupa atau dipaksa”.
Dan diriwayatkan dari ‘Aisyah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda : “Tidak ada thalaq dan pembebasan budak karena pemaksaan”.
Demikianlah pendapat ‘Umar, Ibnu ‘Umar dan Ibnu Zubai.
Tsabit bin Al Ahnaf menikahi perempuan budak yang melahirkan anak milik ‘Abdurrahman bin Zaid bin Khathab. Lalu ‘Abdurrahman memaksa Tsabit dengan teror dan cemeti untuk menceraikan istrinya pada masa khalifah Ibnu Zubair. Ibnu ‘Umar berkata kepadanya : “Perempuan itu belum terthalaq dari kamu, karena itu kembalilah kepada istrimu”. Saat itu Ibnu Zubair di Makkah, maka ia disusul, lalu ia menulis surat kepada gubernurnya di Madinah. Isi surat tersebut, supaya Tsabit dikembalikan kepada istrinya dan ‘Abdurrahman bin Zaid dikenai hukuman. Kemudian Shafiyah binti Abu ‘Ubaid, istri ‘Abdullah bin ‘Umar, mempersiapkan upacara walimahnya dan ‘Abdullah bin ‘Umar menghadiri walimah ini. Wallaahu a’lam.

Minggu, 11 Maret 2012

reduplikasi,imbuhan,frase

Kata Ulang (Reduplikasi)
.
Kata ulang atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.

Macam-macam kata ulang

a. Kata ulang seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar..
.... Misalnya    :    buku-buku, perumahan-perumahan, sekali-sekali.
b. Kata ulang sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasar.
.... Misalnya..:      lelaki (bentuk dasarnya laki), pertama-tama.(bentuk dasarnya pertama), membaca- baca (bentuk dasarnya baca)
c. Kata yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks (kata ulangberimbuhan) ialah bentuk dasar diulang seluruhnya.dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.
.... Misalnya    :    kereta-keretaan : bentuk dasarnya kereta
...................       rumah-rumahan : bentuk dasarnya rumah
d. Kata ulang dengan perubahan fonem (kata ulang berubah bunyi)
.... Misalnya..  :    gerak-gerik (bentuk dasarnya gerak),.bolak-balik (bentuk dasarnya balik)
.
Makna Kata Ulang

a. Menyatakan banyak tak tentu
.... Misalnya : Buku-buku itu telah kusimpan di dalam lemari.
b. Menyatakan banyak dan bermacam-macam
Misalnya :
Buah-buahan di pinggir jalan harganya lebih murah.
c. Menyatakan menyerupai
Misalnya :
Bang Husin memasang orang-orangan di tengah sawah.
d. Menyatakan agak
Misalnya :
Walaupun sudah besar, anak itu masih kekanak-kanakan.
e. Menyatakan intensitas
Misalnya :
Pukullah dia kuat-kuat. ( intensitas kualitatif)
.................Dari tadi ia bolak-balik saja. (intensitas frekuentatif)
f.   Menyatakan saling (resiprok)
Misalnya :
Kedua remaja itu sedang bercubit-cubitan.
g. Menyatakan kolektif
Misalnya :
Mereka masuk dua-dua dengan tertib.

Sumber
: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, M. Ramlan Tata Bahasa
                   Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf

Kata Penghubung (Konjungsi)


..........Kata penghubung disebut juga kata sambung atau konjungsi. Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru dan tanda tanya), dan kata penghubung antarparagraf letaknya di awal paragraf.

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya :

1. menyatakan gabungan           : dan, lagi, lagi pula, serta
2. menyatakan pertentangan      : tetapi, akan tetapi, melainkan,.namun, sedangkan, padahal
3. menyatakan waktu                : apabila, ketika, bilamana,.sebelum sejak, sesudah
4. menyatakan tujuan                : supaya, agar, untuk
5. menyatakan sebab                : sebab, karena, sebab itu, karena itu
6. menyatakan akibat                : sehingga, sampai
7. menyatakan syarat                : jika apabila, kalau, asalkan, bilamana
8. menyatakan tak bersyarat      : walaupun, meskipun, biarpun
9. menyatakan pilihan               : atau menyatakan perbandingan: seperti, bagai, seakan-akan, ibarat,   umpama,.daripada
....menyatakan korelatif             : semakin.... semakin...., kian...kian...., tidak hanya...
....111111111111111111              tetapi juga..., sedemikian rupa... sehingga..., baik... maupun...
....menyatakan menguatkan       : bahkan, apalagi
....menyatakan rincian ........      : yakni, adalah, yaitu, ialah
....menyatakan penjelas (penegas) : bahwa
....menyatakan urutan.........      : mula-mula, lalu, kemudian
....menyatakan pembatasan..     : kecuali, selain, asal
....menyatakan penanda contoh : misalnya, umpama, contoh
....menyatakan penanda pengutamaan : yang penting, yang pokok, paling utama, terutama
.
Sumber : Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf Sintaksis, M. Ramlan

Imbuhan

1. Imbuhan ter-

Imbuhan ter- mempunyai bentuk ter-, te-, dan tel-. Imbuhan ter- membentuk kata kerja dan kata sifat.

Makna imbuhan ter-

Menyatakan aspek perfektif, yaitu suatu perbuatantelah selesai.
Contoh: Buku ini tercetak tahun 2000.
Menyatakan aspek kontinuatif, yaitu suatu perbuatan tengah atau terus berlangsung.
Contoh: Perahu itu terapung sepanjang malam.
Menyatakan aspek spontanitas, perbuatan tiba-tiba atau tidak disengaja. Contoh: Pendaki gunungitu terperosok ke jurang.
Menyatakan intensitas atau repetitif (berulang-ulang).
Contoh: Wajahnya terbayang-bayang dalam ingatannya.
Menyatakan aspek potensialis, yaitu dapat di-
Contoh: Peti yang berat itu terangkat juga olehnya.
Menyatakan superlatif, yaitu paling...
Contoh: Dalam keluarganya ia tertinggi ukuran badannya.
Menyatakan tidak disengaja
Contoh: Kakiku terinjak di bus kota.

2. Imbuhan me-kan berfungsi membentuk kata kerja.

Makna imbuhan me-kan
Menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses
Misalnya : Ayah sedang meninggikan tiang jemuran.
Menjadikan sebagai atau menganggap sebagai
Misalnya : Orang itu memperhambakan benda-benda antiknya.
Menyatakan intensitas
Misalnya : Mereka memperebutkan piala Gubernur DKI Jakarta.

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf

3. Imbuhan per-an

Imbuhan per-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Kata berimbuhan per-an merupakan hasil nominalisasi dari kata kerja yang sejalan dengan kata kerja bentuk ber- (-an), kata kerja bentuk memper- (-kan,-i).
Misalnya: perkenalan sejalan dengan berkenalan
Kesejalanan itu dapat dilihat dalam kalimat berikut :
Aku berkenalan dengan dia. Perkenalanku dengan dia tidak kuduga sebelumnya.

Makna Konfiks per-an

Menyatakan hal
Misalnya: Izin pergedungan di DKI Jakarta sangat ketat.
Menyatakan hasil
Misalnya: Kita harus menjunjung persatuan bangsa.
Menyatakan tempat, daerah
Misalnya: Vila itu sebagai peristirahatan keluarga presiden.
Menyatakan bergai-bagai
Misalnya: Surat lamaran pekerjaan harus disertsai persyaratan
..............  yang diminta.

Sumber : Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, M. Ramlan

4. Imbuhan serapan: -i,-iah,-wi, -is, -isme, -if, -al,-asi

..........Imbuhan ini merupakan serapan dari bahasa asing. Imbuhan serapan tersebut pada umumnya berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan kata sifat. Makna yang umum untuk menandai kata sifat adalah mempunyai sifat atau ciri : Misalnya: legal, universal, sportif, aktif, egois. Sebaliknya -isme mengandung makna paham. Misalnya: nasionalisme, komunisme. Sufiks -tas menyatakan makna hal. Misalnya: kriminalitas, aktivitas. Sedangkan - asi menyatakan proses, misalnya: proklamasi, nasalisasi. Sedangkan sufiks -i, - iah, -wi menyatakan makna yang bersangkutan dengan, misalnya: gerejani, surgawi, alamiah.

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf

5. Partikel asing : anti- pro-, eks-, pra-, swa-, intra-, trans-, non-

..........Partikel asing maksudnya imbuhan asing yang melekat pada awal kata dasar.
Contoh : SMU kami sering mendapat juara dalam perlombaan intrakurikuler.


Frase (Kelompok Kata)


Frase adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
Contoh : Hari ini  / siswa SMU  /  sedang ujian  / bahasa Indonesia./
...............    K ............S ................    P                                           Pel............

Kalimat di atas terdiri dari empat frase, dan masing-masing mempunyai fungsi, yakni : keterangan, subjek, predikat, dan pelengkap. Frase-frase tersebut mempunyai unsur pusat (inti) yakni: hari, siswa, ujian , dan bahasa; dan unsur atribut, yakni: ini, SMU, sedang, dan Indonesia

Jenis-Jenis Frase

Berdasarkan unsur intinya, frase dibedakan menjadi:
a. Frase endosentris

1) Frase endosentris koordinatif, yaitu frase yang unsur-unsurnya setara atau sederajat.
    Misalnya : Ayah dan ibu / sedang pergi.
2) Frase endosentris atributif, yaitu frase yang mempunyai unsur pusat dan unsur atribut.
    Misalnya: Sepatu saya / hilang.
3) Frase endosentris apositif, yaitu frase yang memiliki unsur pusat dan unsur aposisi.
    Misalnya: Aminah, anak Pak Lurah, / cantik sekali.

b. Frase eksosentris,

Frase rksosentris adalah frase yang tidak memiliki unsur pusat.
Misalnya: Anak- anak itu / sedang bermain / di halaman.
Selain itu, frase dapat pula diperluas dengan kata yang. frase seperti ini akan membentuk klausa.
Misalnya :
1) Buku yang tebal itu / kepunyaanku.
2) Orang yang kemarin datang / pamanku.
3) Baju yang baru dibeli / kekecilan.
4) Laki-laki yang memakai kacamata itu / temanku.

Selain jenis frase di atas, dikenal pula Frase ambigu dan frase atributif berimbuhan. Frase ambigu adalah frase yang bermakna ganda.
Misalnya: Lukisan ayah / dipajang / di ruang tamu.
Frase lukisan ayah mempunyai makna lukisan milik ayah, lukisan mengenai diri ayah, atau lukisan buatan ayah.
Frase atributif berimbuhan artinya frase yang unsur perluasannya berimbuhan. Misalnya: Saya tidak berani berjalan melalui tangga berjalan.
Kata tangga dalam frase tangga berjalan merupakan unsur pusat sedangkan berjalan merupakan unsur perluasan.

Perhatikan contoh frase di bawah ini!

"Guru kesenian hari ini tidak hadir."
Kalimat yang mengandung frase sejenis (frase atributif berimbuhan) dengan frase yang dicetak miring dalam kalimat di atas adalah : Model pembelajaran harus dibuat guru sebelum mengajar.

..........Satu landasan pemikiran dari pernyataan diatas adalah, karena kalimat tersebut mengandung frase atributif berimbuhan yakni model pembelajaran. Kata model merupakan unsur pusat sedangkan pembelajaran unsur perluasan (atribut).