Lara sang pusaka
Fikir sang hati beku
Mendayung alam dalam awang
Goresan tinta, huruf demi huruf
Mencoret hakekat tersembuni
Di atas rajut serat kayu yang dipoles
Ketika kantung mata tak sanggup lagi menahan
Bola mata merah
Ketika tulang tak sanggup lagi menopang badan
Yang galau dengan tinta
Ketika sang pujangga menarik mata ini
Sang pusaka itu..ditinggal...hanya untuk...
Usang bersama debu, luntur bersama air
Berteman dengan serangga
Merah hidup cahaya mentari
Hakikatnya hilang bersama masa
Putih lembarnya berganti kusam
Terang cahayanya kelam ditelan malam
Utuhnya termakan hati yang berlubang
Dilupakan...
Goresan itu masih tetap berdiri
Masih dengaan tinta di tempat yang sama
Walau pudar menyisakan bayangan hampa
Rajut serat kayunya tetap erat menyatu bersambung
Era,erat, dan era t...
Tegarnya...laranya...
Tegarnya tuk indonesia
Laranya diterpa badai, dibakar matahari
Laranya kini adalah laranya bangsa ini.
Itsna Nabila/7E/SMPIT NH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar